Mohon maaf jika anda di alihkan ke adf.ly mohon klik SKIP AD

Saturday, March 16, 2013

system pendengaran

lanjutan system pendengaran
6)      Respon Auditoris Batang Otak
Pemeriksaan ini mengukur gelombang saraf di otak yang timbul akibat rangsangan pada saraf pendengaran. Respon auditoris batang otak juga dapat digunakan untuk memantau fungsi otak tertentu pada penderita koma atau penderita yang menjalani pembedahan otak.
7)      Elektrokokleografi

Elektrokokleografi digunakan untuk mengukur aktivitas koklea dan saraf pendengaran. Kadang pemeriksaan ini bisa membantu menentukan penyebab dari penurunan fungsi pendengaran sensorineural.
Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa digunakan untuk menilai pendengaran pada penderita yang tidak dapat atau tidak mau memberikan respon bawah sadar terhadap suara.
Misalnya untuk mengetahui ketulian pada anak-anak dan bayi atau untuk memeriksa hipakusis psikogenik (orang yang berpura-pura tuli).

Beberapa pemeriskaan pendengaran bisa mengetahui adanya kelainan pada daerah yang mengolah pendengaran di otak. Pemeriksaan tersebut mengukur kemampuan untuk:
1)   mengartikan dan memahami percakapan yang dikacaukan
2)   memahami pesan yang disampaikan ke telinga kanan pada saat telinga kiri menerima pesan yang lain
3)   menggabungkan pesan yang tidak lengkap yang disampaikan pada kedua telinga menjadi pesan yang bermakna
4)   menentukan sumber suara pada saat suara diperdengarkan di kedua telinga pada waktu yang bersamaan.
Jalur saraf dari setiap telinga menyilang ke sisi otak yang berlawanan, karena itu kelainan pada otak kanan akan mempengaruhi pendengaran pada telinga kiri.
Kelainan pada batang otak bisa mempengaruhi kemampuan dalam menggabungkan pesan yang tidak lengkap menjadi pesan yang bermakna dan dalam menentukan sumber suara.

6.   Penatalaksanaan
1)   Pencegahan
Gunakan pelindung telinga untuk melindungi dari kerusakan yang disebabkan dari suara keras. Berhati-hatilah dengan aktifitas yang berhubungan dengannya seperti menembak, menggunakan mesin gergaji, mengendarai motor
yang berknalpot bising, mendengarkan musik dengan keras dalam waktu yang lama.



2)   Perawatan Rumah
Kapas dapat ditarik keluar dari telinga secara pelan dengan menggunakan semprotan telinga. Pelembut kapas seperti cerumenex dapat digunakan jika kapas terlalu keras
Perawatan harus dilakukan ketika mengambil benda asing yang masuk, kecuali itu hal yang mudah, miliki peralatan kesehatan dan pindahkan benda asing tersebut. Jangan gunakan benda tajam. Segera ke dokter jika gangguan pendengaran berlanjut dan tidak terjelaskan. Kehilangan Pendengaran kemungkinan tidak dapat diperbaiki. Tujuan dari pada perawatan ini adalah untuk mengobati luka dan melindungi telinga dari kerusakan yang lebih lanjut. Alat bantu pendengaran mungkin dapat membantu penderita untuk berkomunikasi. Keahlian dalam membaca gerak bibir orang mungkin dapat dipelajari. Pengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung kepada penyebabnya.
Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran tersebut. Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.
3)   Pencangkokan Koklea
Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu dengar.
Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga dan terdiri dari 4 bagian:
·   Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari sekitar
·   Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan mengubah suara yang tertangkap oleh mikrofon
·   Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi menerima sinyal dari prosesor percakapan dan merubahnya menjadi gelombang listrik
·   Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari stimulator dan mengirimnya ke otak.
Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan fungsi pendengaran yang normal, tetapi bisa memberikan pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam memahami percakapan.
Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar.
Alat bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam yang mengalami kerusakan.
Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah menjadi gelombang listrik oleh telinga dalam. Gelombang listrik ini lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara.
Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik, implan koklea menemukan bunyi yang berarti dan kemudian mengirimnya ke otak.
4)      Alat Bantu Dengar
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
Alat bantu dengar terdiri dari:
·      Sebuah mikrofon untuk menangkap suara
·      Sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara
·      Sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang volumenya telah dinaikkan.
Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran).
Alat bantu dengar sangat membantu proses pendengaran dan pemahaman percakapan pada penderita penurunan fungsi pendengaran sensorineural.
Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis biasanya akan mempertimbangkan hal-hal berikut:
·      Kemampuan mendengar penderita
·      Aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja
·      Keterbatasan fisik
·      Keadaan medis
·      Penampilan
·      Harga
1)   Alat Bantu Dengar Hantaran Udara
Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di dalam saluran telinga dengan sebuah penutup kedap udara atau sebuah selang kecil yang terbuka.
a.    Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan
Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat bantu dengar yang paling kuat. Alat ini disimpan dalam saku kemeja atau celana dan dihubungkan dengan sebuah kabel ke alat yang dipasang di saluran telinga. Alat ini seringkali dipakai oleh bayi dan anak-anak karena pemakaiannya lebih mudah dan tidak mudah rusak.
b. Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga
Digunakan untuk penderita gangguan fungsi pendengaran sedang sampai berat.
Alat ini dipasang di belakang telinga dan relatif tidak terlihat oleh orang lain.
c.    CROS (contralateral routing of signals)
Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami gangguan fungsi pendengaran pada salah satu telinganya.
Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan suaranya diarahkan kepada telinga yang berfungsi melalui sebuah kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini.
Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi telinga yang tidak berfungsi.
d.   BICROS (bilateral CROS)
Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami penuruna fungsi pendengaran yang ringan, maka suara dari kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini.
2). Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang
Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat memakai alat bantu dengar hantaran udara, misalnya penderita yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari telinganya keluar cairan (otore).
Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga dengan bantuan sebuah pita elastis. Suara dihantarkan melalui tulang tengkorak ke telinga dalam.
Beberapa alat bantu dengar hantaran tulang bisa ditanamkan pada tulang di belakang telinga.



B.     KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.   Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan gangguan pendengaran adalah :
1)    Identitas
Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain mengenai identitas pasien.
2)      Riwayat penyakit sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Klien mengalami penurunan pendengaran.
3)      Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien
4)      Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya atau hobi yang berhubungan dengan gangguan pendengaran.
5) Neurosensori
Gejala yang terjadi pada neurosensori adalah gangguan pendengaran seperti : kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus), tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal, meminta lawan bicara untuk mengulang percakapan, merasa mendengar lebih baik di salah satu telinga, sulit mendengar percakapan melalui telepon

2.   Diagnosa Keperawatan
1)      Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
2)      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.
3)      Ansietas berhubungan prosedur penatalaksanaan / tindakan pembedahan
3.   Rencana Tindakan Keperawatan
Dx. 1
Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
1)      Klien dapat menggunakan koping adaptif
2)      Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.
3)      Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
4)      Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
5)      Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
6)      Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
7)      Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
8)      Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

Dx.2
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.
1)   Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2)   Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3)   Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4)   Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5)   Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6)   Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7)   Hindari harapan yang kosong
8)   Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9)   Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10)     Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11)     Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
12)     Instruksikan pasien mengenali tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat.


Dx. 3
Ansietas berhubungan prosedur penatalaksanaan penyakitnya
1)      Tenangkan klien
2)      Berusaha memahami keadaan klien
3)      Berikan informasi tentang diagnosa prognosis dan tindakan
4)      Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.
5)      Gunakan pendekatan dan sentuhan
6)       Temani pasien untuk mendukung keamanan dan penurunan rasa takut
7)      Sediakan aktifitas untuk menurunkan ketegangan
8)      Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas
9)      Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan
10)  Intruksikan kemampuan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Kehilangan Pendengaran kemungkinan tidak dapat diperbaiki. Tujuan dari pada perawatan ini adalah untuk mengobati luka dan melindungi telinga dari kerusakan yang lebih lanjut. Gangguan pendengaran harus selalu didiagnosis oleh ahli pendengaran, seperti ahli audiologi atau spesialis THT



DAFTAR PUSTAKA

Cooper, Robert B., Alih Bahasa Sitepoe, Mangku.,(1996). Segala Sesuatu Yang Perlu Anda Ketahui: Deases Penyakit. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Perace, Evelyn C., (2002). Anatomi dan Fisiologi Untun Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.

No comments:

Post a Comment