BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Puskesmas adalah
salah satu instansi pemerintah yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, dituntut untuk
meningkatkan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Pelayanan
yang diberikan mampu memenuhi, kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat serta mampu memberikan kepuasan.Kepuasan masyarakat dapat menjadi
bahan penilaian terhadap unsure pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi
pendorong setiap unit penyelanggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya
(Ratminto,2006).
Di bidang pelayanan
kesehatan selain rumah sakit, puskesmas khususnya keperawatan merupakan sebuah institusi
pemerintah yang bergerak dibidang penyedian jasa layanan kesehatan rawat inap kepada
masyarakat di lini terdepan dengan memberikan jasa layanan medis, keperawatan,
dan layanan penunjang medis.Untuk memberikan sebuah layanan yang baik kepada masyarakat
khususnya masyarakat yang ingin mendapatkan jasa pelayanan kesehatan dasar dan konsultasi
di bidang kesehatan, maka semua elemen pendukung di puskesmas harus berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan jika puskesmas tidak ingin ditinggalkan oleh masyarakat
karena pada hakekatnya kepuasan terkait dengan peningkatan pelayanan, makin sempurna
pelayanan yang diberikan kepada pasien maka makin tinggi pula tingkat kepuasan pasien
(Wiyono D, 1999)
Kepuasan
Pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang atau masyarakat
setelah membandingkan hasil yang dirasakannya dengan harapannya, apabila hasil yang dirasakannya sama atau melebihi harapannya, akan timbul perasaan puas, sebaliknya (Pohan, 2007). Menurut Pohan, (2007) aspek – aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien/pelanggan dari berbagai studi penelitian dengan secara berurutan sebagai berikut : (1) Kesembuhan, (2) ketersediaan obat puskesmas, (3) keleluasaan pribadi atau privacy sewaktu berada dalam kamar periksa (4) kebersihan puskesmas, (5) mendapat informasi yang menyeluruh, mendapat informasi tentang nama penyakit, bagaimana merawatnya dirumah, dan informasi tanda-tanda bahaya untuk segera membawanya kembali berobat, (6) mendapat jawaban yang dimengerti terhadap pertanyaan pasien, artinya apakah pasien mengerti jawaban yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap pertanyaan yang diajukannya, (7) memberi kesempatan untuk bertanya, artinya apakah petugas kesehatan memberikan kesemapatan kepada pasien untuk bertanya, (8) penggunaan bahasa daerah, apakah petugas menggunakan bahasa daerah dalam melayani pasien, (9) kesinambungan petugas kesehatan , artinya apakah setiap kali pasien datang ke puskesmas akan dilayani oleh petugas kesehatan yang sama, (10) waktu tunggu, yaitu waku yang diperlukan sebelum kontak dengan petugas, bukan petugas kartu atau rekam medik, (11) tersedianya toilet artinya apakah di puskesmas terdapat toilet yang dapat digunakan oleh pasien dan airnya tersedia, (12) biaya pelayanan, seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pasien jika berobat ke puskesmas, (13) tersedianya tempat duduk atau bangku untuk pasien pada ruang tunggu.
setelah membandingkan hasil yang dirasakannya dengan harapannya, apabila hasil yang dirasakannya sama atau melebihi harapannya, akan timbul perasaan puas, sebaliknya (Pohan, 2007). Menurut Pohan, (2007) aspek – aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien/pelanggan dari berbagai studi penelitian dengan secara berurutan sebagai berikut : (1) Kesembuhan, (2) ketersediaan obat puskesmas, (3) keleluasaan pribadi atau privacy sewaktu berada dalam kamar periksa (4) kebersihan puskesmas, (5) mendapat informasi yang menyeluruh, mendapat informasi tentang nama penyakit, bagaimana merawatnya dirumah, dan informasi tanda-tanda bahaya untuk segera membawanya kembali berobat, (6) mendapat jawaban yang dimengerti terhadap pertanyaan pasien, artinya apakah pasien mengerti jawaban yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap pertanyaan yang diajukannya, (7) memberi kesempatan untuk bertanya, artinya apakah petugas kesehatan memberikan kesemapatan kepada pasien untuk bertanya, (8) penggunaan bahasa daerah, apakah petugas menggunakan bahasa daerah dalam melayani pasien, (9) kesinambungan petugas kesehatan , artinya apakah setiap kali pasien datang ke puskesmas akan dilayani oleh petugas kesehatan yang sama, (10) waktu tunggu, yaitu waku yang diperlukan sebelum kontak dengan petugas, bukan petugas kartu atau rekam medik, (11) tersedianya toilet artinya apakah di puskesmas terdapat toilet yang dapat digunakan oleh pasien dan airnya tersedia, (12) biaya pelayanan, seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pasien jika berobat ke puskesmas, (13) tersedianya tempat duduk atau bangku untuk pasien pada ruang tunggu.
Menurut Muninjaya (2004) kepuasan
pengguna jasa pelayanan kesehatan
dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain: (1) Pemahaman pengguna jasa tentang jenis
pelayanan yang akan diterimanya. Dalam hal ini aspek komunikasi memegang peranan
penting karena pelayanan kesehatan adalah high personnal contact,
(2) Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini
akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan
pasien (complience), (3) Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan
dapat daianggap sebagai sumber moral hazard bagi pasien dan keluarganya. (4)
Penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamananruangan (tangibility).
(5) Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance).
Ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter termasuk dalam faktor ini.
(6) Keandalan dan keterampilan (reliability) petugas kesehatan dalam
memberikan perawatan. (7) Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap
keluhan pasien (responsiveness)
Menurut survei Badan Litbangkes Depkes
RI di beberapa puskesmas rawat inap di kota Tangerang tingkat kepuasan pasien
rawat inap di puskesmas rawat inap dari 68 pasien, 65 pasien (95,5%) merasa
kurang puas terhadap mutu pelayananya.
Karawang merupakan kota yang minim
terhadap bidang kesehatan, di Karawang terdapat 12 rumah sakit, dan 71 Puskesmas rawat inap
serta beberapa puskesmas pembantu.12,
puskesmas rawat inap diantaranya: puskesmas Tirtajaya, puskesmas Batujaya, puskesmas Pakis jaya, puskesmas Medang asem, puskesmas dan Puskesmas Cibuaya-Karawang. Puskesmas Tirtajaya adalah suatu puskesmas
yang terletak di daerah jauh dari Rumah Sakit di daerah Karawang, dimana
pelayanan kesehatanya sangat di butuhkan khususnya masyarakat di daerah
tersebut maupun di daerah sekitar Puskesmas Tirtajaya
merupakan suatu Puskesmas rawat inap, yang dimana menyediakan 12 tempat tidur
pasien dan petugas perawat khusus rawat inap yang berjumlah 8 orang serta dokter
sebanyak 4
orang. Dari 12
tempat tidur tersebut dalam
setiap hari di huni 4
tempat tidur, dan rata- rata lama perawatannya 3 hari.
Menurut perawat setempat selama ini
belum ada penelitian di Puskesmas Tirtajayatentang
mutu pelayanan terhadap kepuasan klien. Sejak ada rawat inap rata-rata jumlah
pasien setiap bulan pasien rawat inap mencapai 120 orang, dan dalam 2 bulan terakhir ini
mencapai peningkatan sekitar 2
% ( sumber, simpus,2009). Banyaknya pasien yang memanfaatkan
fasilitas ruang tersebut sangat terkait dengan kepuasan yang diperolehnya.
Kepuasan pasien merupakan keseimbangan antara harapan, persepsi dan yang
dialami. Menurut sumber sistem informasi manajemen puskesmas (simpus,2009),
Sejak ada rawat inap tidak pernah terjadi phlebitis, luka decubitus, dan jenis
penyakit infeksi lainya , juga tidak pernah ada pasien meninggal dunia selama
perawatan karena setiap ada pasien yang keadaanya kritis dan sekiranya
puskesmas tidak bisa menangani langsung di rujuk ke Rumah sakit. Akan tetapi
berdasarkan surat yang masuk melalui kotak saran, beberapa pasien inap ada yang
kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat. Ketidakpuasan pasien
berkaitan dengan kerja perawat karena perawat banyak menghadapi permasalahan langsung
dengan pasien, disisi lain pelayanan yang baik dari perawat sangat dibutuhkan pasien,
karena dapat membantu penyembuhan pasien. Dengan melihat peningkatan pasien dan
kotak saran yang masuk tersebut apakah pasien merasakan kepuasan terhadap mutu pelayanan
puskesmas tersebut. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dipuskesmasTirtajayadengan
judul “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kesehatan
Pasien di Puskesmas Tirtajaya, Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang Tahun
2013.
B. Rumusan
Masalah
Faktor apa sajakah yang berhubungan
dengan kepuasan pasien di PuskesmasTirtajaya.
C. Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Tujuan
umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
kepuasan pasien di Puskesmas TirtajayaKecamatanTirtajayaKabupatenKarawangTahun
2013.
2.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah
:
a. Mengidentifikasi
faktor pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akanditerimanya.
b. Mengidentifikasi
faktor empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan.
c. Mengidentifikasi
faktor biaya (cost).
d. Mengidentifikasi
faktor penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan
ruangan (tangibility).
e. Mengidentifikasi
faktor jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance).
f. Mengidentifikasi
faktor keandalan dan keterampilan (reliability) petugas kesehatan dalam
memberikan perawatan.
g. Mengidentifikasi
faktor kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien (responsiveness)
h. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien
D. Manfaat
Penelitian
1. Peneliti
a.
Sebagai bahan masukan
informasi tentang mutu pelayanan keperawatan di Puskesmas Tirtajaya
b.
Sebagai bahan masukan
informasi tentang tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan
di Puskesmas Tirtajaya
c.
Sebagai bahan
peningkatan pengetahuan dan wawasan mengenai Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepuasan klien.
2. Perawat
Sebagai bahan
acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk meningkatkankepuasan pasien
No comments:
Post a Comment